Kisah Banteng Keras Kepala

Pada siang yang cerah di sebuah pegu­nungan curam, terlihat dua ekor Banteng sedang berjalan dengan gagah dari arah berlawanan. Mereka pun tiba bersama­an di tepi jurang yang di bawahnya mengalir air sungai yang sangat deras.

Sebuah pohon yang tumbang telah dija­dikan jembatan untuk menyeberangi jurang tersebut. Namun, pohon itu sudah sangat rapuh sehingga tidak dapat dilalui oleh dua ekor kucing, apalagi oleh dua ekor banteng.

Rasa sombong dan harga diri kedua banteng itu tidak membiarkan mereka untuk mengalah. Mereka tidak mau memberikan ja­lan terlebih dahulu kepada banteng lainnya.

“Hai kau yang di ujung sana, apakah kau berani melewati kayu rapuh ini?” tantang sa­lah satu banteng dengan sombongnya.

“Aku adalah hewan yang tak takut de­ngan apa pun, termasuk jembatan rapuh ini. Tapi, sepertinya kau lah yang tak berani me­nyeberanginya. Hahaha….” sahut yang satu­nya lagi dengan mengejek.

“Lihat saja, di antara kita, akulah yang paling pemberani,” balas banteng lainnya de­ngan sombong.

Mendengar jawaban itu, banteng yang satunya menjadi naik pitam, la pun menapak­kan kakinya ke jembatan itu dan mulai berja­lan. Banteng yang lainnya tidak mau menga­lah. la juga berjalan di atas jembatan tersebut. Akhirnya keduanya bertemu di tengah-tengah jembatan.

“Siapa yang paling kuat, dialah yang akan sampai di ujung sungai ini,” seru salah satu banteng, merasa gagah.

Kedua banteng masih tidak mau menga­lah. Mereka pun saling mendorong dengan tanduk. Hingga akhirnya, kedua banteng sombong tersebut jatuh ke dalam jurang dan terbawa oleh aliran air yang sangat deras.

Begitulah, akibat kesombongan dan sifat keras kepala mereka, kini kedua banteng itu harus mengalami nasib sial.

Pesan Moral : Keras kepala hanya akan menjadi­kanmu susah. Mengalah bukan ber­arti kalah. Justru dengan belajar mengalah, kita akan mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya.