Si Kabayan Berpura-Pura Menjadi Kakek Penunggu Lubuk (Jawa Barat)
Setelah mengetahui nama mertuanya, Si Kabayan kemudian mencari air enau yang masih kental.
Ia kemudian melumuri seluruh tubuhnya dengan air enau.
Selanjutnya Kabayan menempelkan kapuk ke seluruh tubuhnya.
Hingga tubuhnya terlihat berwarna putih karena dipenuhi oleh kapuk.
Ia kemudian menuju lubuk tempat mertuanya biasa mandi.
Ia memanjat pohon dan menunggu mertuanya yang akan mandi.
Saat mertua Kabayan hendak mandi, Si Kabayan kemudian memanggil nama mertuanya.
“Nolednad! Nolednad!” teriak Kabayan.
Suaranya dibuat agak berat.
“Siapa yang memanggil namaku?” Mertuanya sedikit ketakutan ketika melihat ke atas pohon ada sesosok mahluk bertubuh putih menyeramkan.
“Nolednad, aku Kakek penunggu lubuk. Dengar Nolednad, engkau harus menyayangi menantumu Si Kabayan . Karena ia adalah cucu kesayanganku. Jangan menyia-nyiakannya. Urus dia baik-baik. Jika engkau tidak mengurusnya baik-baik, percayalah, hidupmu akan penuh marabahaya.” kata Kabayan.
“Baik baik Kakek penunggu lubuk. Mulai sekarang Aku akan mengurus dan menyayangi Kabayan sepenuh hati. Aku janji Kakek.” kata mertua Kabayan ketakutan.
Sejak saat itu, Si Kabayan sangat disayangi oleh mertuanya.
Ia dibuatkan sebuah rumah kecil untuk ditinggali bersama istrinya.
Begitu juga sandang pangan pun dicukupi.
Mertuanya juga sudah tidak pernah lagi memarahinya karena takut dengan pesan Kakek penunggu lubuk.