Kisah Cahaya Rembulan

Aku lahir di Mekkah, namun keluargaku berasal dari Madinah. Kami adalah kerabat jauh ibu Rasulullah SAW, Aminah. Karena itulah Rasulullah SAW. menyayangiku. Aku mengetahui kenabian beliau dengan cara yang aneh.

Suatu malam aku bermimpi, suatu mimpi yang sangat memengaruhiku. Aku berada di tempat yang sangat gelap.

Aku tak sadar akan keadaan sekitarku karena terlalu gelap bagiku untuk bisa melihat. Aku bahkan tak tahu di mana berada. Apa yang kulakukan di sana? Kapan aku akan meninggalkan tempat yang gelap ini?

Kemudian, bulan purnama muncul. Bulan itu seputih salju. Sinarnya melingkupi semua tempat. Sedikit lebih jauh, aku melihat teman-teman yang kukenal baik bersinar di bawah cahaya rembulan. Mereka adalah Abu Bakar, Ali, dan Zaid. Aku sangat gembira menemukan mereka di dekatku.

Aku bertanya kepada mereka, “Sudah berapa lama kalian berada di sini?” Mereka menjawab, “Belum terlalu lama.”

Ketika bangun, aku merenungkan mimpi itu dan apa artinya. Apakah mimpi itu mengandung pesan tersembunyi? Aku tak bisa menyimpulkan.

Setelah seminggu, aku mendapat berita dari seorang teman bahwa Rasulullah SAW. diam-diam tengah menyebarkan Islam. Aku sangat bersemangat mengenai hal itu. Aku mencari Rasulullah SAW. ke mana-mana. Akhirnya, aku menemukan beliau di puncak bukit, di dekat Kabah, sedang berdoa. Abu Bakar, Zaid, dan Ali juga ada di sana.

Jadi, itu dia arti mimpiku. Bulan purnama melambangkan Islam dan Rasulullah saw. Sahabat-sahabatku telah menjadi Muslim sebelum diriku. Saat itu pulalah, tanpa keraguan sedikit pun, aku menjadi Muslim.