Kisah Nasehat Ibu

Suatu hari, Ibu Ikan dan anaknya sedang berenang. Ia sangat menyayangi mereka. Ia menasihati anaknya yang disampaikan dengan penuh kelembutan.

“Kelak ketika kau dewasa, kau akan mengalami banyak godaan dalam hidup. Ibu minta engkau selalu menahan diri,” nasihat si Ibu Ikan. Anak Ikan hanya mengangguk.

“Suatu saat nanti, engkau akan menemu­kan cacing yang terlihat sangat lezat. Cacing itu berada di sebuah kail dan diikat pada tali yang tak terlihat oleh mata kita. Namun, ca­cing itu terlihat sangat menggiurkan sehingga membuat siapa saja ingin memakannya,” lan­jut Ibu Ikan.

“Tetapi, itu hanyalah muslihat manusia. Setelah ada ikan yang memakannya, ikan tersebut akan segera ditarik ke atas. Lama- kelamaan, ikan akan mati karena sudah tidak hidup di dalam air. Ikan itu dibawa manusia pulang, lalu dipotong dan dibumbui. Kemudi­an ikan itu akan dimasukkan ke dalam minyak yang mendidih. Maka habislah ikan itu.”

Si anak hanya mengangguk-anggukkan kepala mendengar nasihat ibunya. Namun dalam hatinya, ia tidak percaya karena belum pernah melihat langsung peristiwa seperti itu.

Anak Ikan itu pun tumbuh dewasa. Suatu ketika, ia berenang bersama teman-temannya

Tiba-tiba ia melihat seekor cacing yang sangat menggiurkan. Teman-temannya langsung per­gi menjauh karena teringat cerita orang tua mereka. Tapi, si Anak Ikan tidak percaya de­ngan cerita ibunya.

Karena sangat lapar, Anak Ikan menga­ngakan mulutnya lebar-lebar. Dengan rakus­nya, ia memakan cacing tersebut. Tiba-tiba mulutnya terasa sangat sakit. Anak Ikan men­coba melepaskan diri, namun tak berhasil, la merasa kesal, sekaligus sangat sedih.

Kini ia sadar bahwa apa yang dikatakan ibunya ternyata benar. Tapi, semua sudah ter­lambat. Si Anak Ikan telah menjadi santapan manusia. Itu semua karena ia tak mendengar­kan nasihat orang tuanya.

Pesan Moral : Ingat selalu nasihat orang tuamu. Meskipun mungkin kau tidak me­nyukainya, tapi percayalah, mereka pasti menginginkan yang terbaik da­lam hidupmu.