Kisah Rumah yang Damai
Ketika itu aku punya dua anak kecil sementara suamiku sudah meninggal. Aku kaya, punya kafilah, namun kesepian. Saat kami berdagang bersama, aku jadi lebih mengenal Muhammad. Beliau baik, lembut, dan pada saat yang bersamaan merupakan pebisnis cerdas. Semua kafilah yang kukirim bersama beliau selalu kembali dengan keuntungan berlipat ganda. Selain itu, berkah juga hadir di Rumah yang Damai.
Tak lama setelah itu dengan bantuan para kerabat, kami pun menikah. Sekarang aku menjadi perempuan paling bahagia di muka bumi. Aku punya rumah yang damai dan suami yang luar biasa.
Menjaga agar suamiku selalu bahagia adalah tujuanku yang paling utama. Senyumnya yang memukau membuatku melupakan semua kelelahanku. Beliau juga berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanku. Kami berdua mempunyai empat putri; mereka adalah Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah. Kami juga punya dua putra, yaitu Abdullah dan Qasim. Kami juga punya Zaid kecil yang kami sayangi seperti putra kami sendiri.