Si Kabayan Cinta Musik (Jawa Barat)

Suatu hari Nyi Iteung lagi datang manjanya.

Entah kenapa Ia sangat ingin makan buah Nangka.

Nyi Iteung lalu mendatangi sang suami tercinta, Si Kabayan.

“Kang Kabayan, Iteung teh lagi ingin makan buah Nangka, tolong atuh Kang di ambilin Iteung buah Nangka di pohon. Kan udah ada yang mateng tuh.” kata Nyi Iteung sambil menunjuk pohon nangka.

”Iya Nyi, Akang ambilin nangka. Jangankan cuman naik pohon nangka, naik kapal aja akang mau demi Nyai mah.” kata Kabayan.

Ia kemudian pergi ke dapur mengambil golok.

Dengan golok dipinggang, Si Kabayan dengan sigap naik pohon nangka yang lumayan tinggi dan banyak cabangnya.

Begitu sampai diatas pohon nangka, Kabayan segera menebas sebutir buah Nangka masak menggunakan goloknya. Bag…big…bug… begitu suara buah Nangka jatuh terkena dahan-dahan pohon sebelum sampai di tanah.

Si Kabayan menyukai suara nangka jatuh.

Ia menganggapnya seperti suara musik merdu.

“Wah enak euy suara nangka jatuh, merdu sekali seperti musik. Bagaimana kalo golok saya lempar ke bawah? Suaranya pasti lebih merdu.” gumam Si Kabayan.

Kemudian Kabayan menjatuhkan goloknya.

Tang..ting..tung..tang..ting..tung..teng.. begitu suara golok menimpa dahan dan akhirnya jatuh di tanah.

“Waduh bagus suaranya ya.” kata Si Kabayan.

“Coba saya jatuhkan yang ini pasti suaranya lebih merdu lagi.” kata Si Kabayan.

Tiba-tiba terdengar suara berisik “Gubrak! waduh! brug! aawww! hek! aduh! buk! Iteeeeeung!!! Tolongin akang Iteung.” teriak Kabayan kesakitan.

Ternyata Si Kabayan menjatuhkan tubuhnya sendiri.