Kisah Si Kelingking (Jambi)

Kelingking adalah seorang pemuda yang tubuhnya seukuran jari terkecil tubuh manusia. Meski demikian, dia seorang pemberani. Dia tak takut pada apa pun. Bahkan, dia berani pada Nenek Gergasi, raksasa pemakan manusia yang menyerang negerinya.

Saat semua orang sudah mengungsi, Kelingking malah bertahan. Meski bertubuh mungil, Kelingking adalah pemuda yang cerdas dan pemberani.

Buum… buum… suara langkah Nenek Gergasi terdengar jelas oleh keliingking yang bersembunyi di antara ranting pohon.

Kelingking mengintip dan melihat sosok Nenek Gergasi yang dan menyeramkan.

“Kenapa sepi sekali? Ke mana semua manusia? Aku lapar!” teriak Nenek Gergasi. Berulang kali dia berteriak, tetapi tak ada yang muncul. Dia pun mulai marah.

Tiba-tiba, terdengarlah sebuah suara.

“Hahahaha…! Kau terlambat! Semua manusia di negeri ini aku makan. Sekarang, giliranmu tiba. Kudengar, dagingmu lezat!”

Nenek Gergasi memandang sekitarnya. Tak ada siapa pun.

Gergasi jadi ketakutan dan lari sekencang-kencangnya

”Hei jangan lari! Aku mau memakanmu!” teriak suara itu

Ampun, ampun, jangan makan aku,” Nenek Gergasi terus berlari.

Kelingking keluar dari tempat persembunyiannya. Rupanya dialah yang menakut-nakuti Nenek Gergasi. Semua penduduk negeri dipanggilnya kembali. Mereka semua lega karena Nenek Gergasi sudah pergi.

Raja berterima kasih pada Kelingking. Beliau lalu mengajak Kelingking dan ibunya untuk tinggal di istana, kelingking pun diangkat sebagai panglima perang.

Suatu hari, Kelingking terlihat gelisah.

“Aku ingin menikahi putri raja, Bu. Aku mencintainya,” ungkap Kelingking.

“Benarkah? Jika begitu, Ibu akan menemanimu bicara pada Raja,” kata ibunya.

Ditemani ibunya, Kelingking menghadap Raja dan menyampaikan keinginannya. Raja pun marah dan mengusir Kelingking dari istana.

“Tunggu, Ayah. Aku mau menikah dengannya. Bukankah dia yang sudah menyelamatkan negeri kita?” cegah Putri Raja.

Akhirnya, dengan berat hati, Raja pun mengizinkan Kelingking menikahi Putrinya.

Setelah menikah, Kelingking dan Putri tinggal di istana memeka sendiri. Namun, ada yang aneh pada diri Kelingking. Tiap malam, dia selalu pergi ke luar istana dan baru pulang menjelang pagi.

Karena penasaran, Putri pun menguntitnya. Ternyata, Kelingking pergi ke sebuah telaga dan mandi di sana. Putri lega ternyata suaminya hanya mandi. Meski demikian, dia merasa heran, mengapa suaminya harus mandi di telaga tiap malam.

Suatu malam, Putri yang sedang tidur mendengar pintu kamarnya terbuka. Saat membuka mata, betapa terkejutnya putri melihat seorang pria gagah perkasa ada di kamarnya.

Putri nyaris berteriak, tetapi dia melibat wajah pria itu persis dengan kelingking.

“Suamiku?” tanyanya ragu.

“Ya” sahut Kelingking gembira. “Aku suamimu!” katanya lagi sambil menunjukkan baju Kelingking yang mungil.

Kelingking lalu menceritakan apa yang terjadi. Rupanya, dulu saat Nenek Gergasi lari terbirit-birit, ada selembar kertas yang jatuh dari kantong bajunya.

Di kertas itu ada denah sebuab telaga yang dikatakan bisa memperbesar tubuh siapa pun. Kelingking pun mencari telaga tersebut dan mencoba semua petunjuk yang dituliskan di denah tersebut. Dan, dia berhasil!

Sekarang, tubuh Kelingking berukuran seperti manusia biasa, kelingking pun menjadi raja, menggantikan mertuanya yang sudah tua.