Kisah Teman Baik

Fifi Merpati mempunyai segalanya. Tubuh yang cantik, makanan melimpah, dan rumah yang tertata rapi. Sayangnya Fifi selalu kesepian. Tidak ada satupun teman yang baik yang ada di sisinya sejauh ini. Tentu saja Fifi ingin sekali punya teman. Tapi Fifi takut, tidak ada yang mau berteman dengannya secara tulus.

“Aku harus mencari teman yang tidak serakah dan mau berteman denganku apa adanya,” ucap Fifi Merpati dengan penuh harap.

Tetapi Fifi Merpati kecewa, karena setiap binatang yang ditemuinya tidak ada yang tulus. Semakin sedih saja Fifi setiap harinya. Hingga suatu hari Fifi Merpati bertemu dengan Momon Monyet.

Momon Monyet sangat berbeda dengan binatang lain yang ditemuinya. Dia terlihat tak acuh dengan semua yang Fifi Merpati punya, ia sangat baik kepada Fifi. Momon Monyet bersikap ramah, dan membuat Fifi sangat senang berada di dekatnya.

“Aku punya gudang yang penuh dengan makanan. Apa kau mau?” tanya Fifi Merpati.

“Tidak mau,” jawab Momon Monyet.

Fifi Merpati berpikir bahwa Momon Monyet bukan binatang yang serakah. Mungkin saja dia bisa menjadi teman yang baik baginya. Hatinya berbunga-bunga setiap kali melihat Momon Monyet. Fifi Merpati akhirnya bertemu dengan teman yang selama ini ia cari.

“Aku telah bertemu dengan teman, dan itu kau Momon. Jadi apa yang kau inginkan dariku?” tanya Fifi Merpati suatu hari.

Momon Monyet tersenyum. Tetapi, tingkahnya cukup aneh.

“Benarkah kau akan memberikan apa yang aku minta? Apa pun?” tanya Momon.

Fifi Merpati mengangguk.

“Aku ingin semuanya menjadi milikku. Rumah, makanan, harta, serta kecantikanmu. Semuanya harus menjadi milikku,” ucap Momon Monyet.

Fifi Merpati terperangah. Dia tidak habis pikir, rupanya Momon Monyet sama dengan binatang lainnya. Tapi sudah terlambat. Momon Monyet telah membuat Fifi Merpati kehilangan semuanya. Bahkan satu-satunya teman yang ia punya.

Pesan Moral : Mereka yang tulus tetapi sebenarnya serakah, cepat atau lambat akan terlihat belangnya. Cerita Ini juga mengajarkan bahwa apa yang kita lihat belum tentu merupakan sebuah kebenaran sebenarnya