Kisah Tujuh Bersaudara (Yunani)

Seorang petani memiliki tujuh anak laki-laki. Namun, setiap hari semua anaknya itu bertengkar terus. Lama- kelamaan petani pun menjadi geram. Terlebih semua anak tujuh bersaudara-nya tak ada yang mau mendengarkan perkataannya.

Si petani berusaha mencari ide agar anaknya tak suka bertengkar lagi. Saat berjalan-jalan di sekitar rumahnya, ia melihat ada beberapa batang bambu. Kemudian ia mengikat tujuh batang bambu itu dengan tali. Setelah itu, si petani memanggil ketujuh anaknya.

“Kemarilah anak-anakku. Aku ingin menunjukkan sesuatu kepada kalian ” terang si petani.

Anak-anaknya segera berkumpul. Si petani lantas menunjukkan batang-batang bambu yang sudah ia ikat. Kemudian ia memberikannya kepada salah satu anaknya untuk mematahkan beberapa batang bambu yang diikat itu. Dengan sekuat tenaga, anaknya berusaha. Tetapi, ketujuh batang bambu yang diikat itu terlalu kuat.

Ketujuh anak itu mencoba mematahkan bambu tersebut secara bergiliran, namun tak ada yang mampu mematahkannya. Anak-anak si petani itu bingung dengan maksud ayahnya.

Petani kemudian melepaskan ikatan batang bambu itu. Setiap batang bambu diserahkan ke masing-masing anaknya. Anak-anak petani masih saja bingung dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Namun, mereka menurut saja.

“Coba kalian patahkan satu batang bambu itu,” pinta si petani.

Dengan mudah semua anaknya mampu mematahkan batang bambu itu. Si petani lalu menjelaskan maksudnya. Bambu tersebut adalah gambaran ketujuh anaknya. Jika mereka bercerai-berai seperti batang bambu, maka akan sangat mudah untuk mematahkannya. Tetapi jika mereka bersatu, maka tak ada seorang pun yang mampu mematahkannya.

Ketujuh anak petani tertunduk malu. Benar apa yang dikatakan oleh ayahnya. Kini, mereka mengerti. Ketujuh anak petani pun berjanji untuk tidak bertengkar lagi. Mereka akan bersatu dan saling menolong satu sama lain.

Pesan Moral : Pertengkaran hanya akan menghancurkan segalanya. Sebaliknya, persatuan akan membuat kita kuat dan berani.